Selasa, 18 Januari 2011

BAB I. Teman Baru


"Reeeeeeeeeeeeen! Ayo bangun! Jangan sampe mama masuk kamar kamu tapi kamu belum bangun juga," teriak si mama karena anaknya yang satu ini belum bangun. "Ren, cepetan bangun. Kamu mama tinggal, ya!" Mama pun akhirnya bergegas dan segera meninggalkan aku yang mesih terbaring lemas sendirian di rumah.

Aku lelah sekali setelah seharian ngerjain tugas semalam. Ah, tapi ini, kan, hari Sabtu. Sayang kalo aku habiskan hanya dengan tidur di rumah. Memangnya sekarang jam berapa, sih, si mama, kok, buru-buru banget. Aku, pun, meraih jam weker yang ada di samping kasurku. "Ya, ampun mamaaaaaah. Sekarang kan baru jam 6 pagi, ngapain, sih, udah pergi aja!" Sontak aku kaget melihat jarum jam yang masih berada di bawah itu. "Ya, udah, lah, ya, mendingan sekarang mandi dan langsung pergi ke Coffesta Cafe. Si mama pasti ga masak."

* * *

"Mas, Lemon Tea Hangat dan Baked and Grilled Sandwich-nya satu, ya. Oh, ya, seperti biasa, ya, mas. Terima kasih." Hem, mas-mas di sini udah khatam sama menu-menu yang aku pilih. Tidak pakai saus dan sayurnya sengaja dibuat terpisah. Oke, here it is, makanan siap dibawa ke meja terdekat.
Waktunya sarapan pagi sudah tiba dan, oh, cafe ini benar-benar hebat! Selalu tau apa yang aku inginkan dan sekarang cafe ini memutarkan lagu kesukaanku, Good Morning oleh John Legend. Udara yang sejuk, menu yang sederhana, alunan musik dari penyanyi favoritku. Benar-benar pagi yang menyenangkan. Sempurna!

Lagi asik-asik menikmati santapan pagi, tiba-tiba ada yang datang dari belakangku. "Maaf, tempat duduk di sini penuh. Boleh saya duduk di sini?"

Siapa dia? Emangnya bener ga ada tempat duduk lagi? Aku pun memutar bola mata seraya melihat sekitar dan memastikan apakah sama sekali tak ada tempat selain bangku di depanku, "hemm.. boleeeh," jawabku akhirnya dengan gugup dan sedikit mengangguk.

Meski begitu selang  beberapa detik aku lupa akan kehadiran orang itu dan aku sama sekali tidak enggan untuk segera merampas makanan nikmat yang ada di depanku. Bau khas yang menempel pada seluruh bagian kenikmatannya menggelitik hidungku. Oh, baunya turun ke perut dan membuat perutku berbunyi. Segera aku membuka mulut lebar-lebar dan melahap menu favoritku itu. Ya, aku tidak peduli lagi walaupun aku sedang berbagi tempat duduk dan ada orang asing di depanku. Dan tanpa dihitung lama, Baked and Grilled Sandwich yang kupesan tadi telah lenyap habis tak bersisa. Uh, nikmat sekali rasanya.. dan kenyang. Huuuuuft.. mantap. Well, sekarang tinggal tunggu makan turun ke perut.

Tak ada kerjaan, akhirnya aku ingat di depanku, kan, ada seorang pria. Siapa, sih? Perasaan ga pernah liat. Tapi.. kalo diperhatiin mukanya kaya pernah kenal. Alisnya yang tebel bikin inget sesuatu, deh, tapi apa ya?

"Mmm.. maaf, ya, mengganggu. Habis hari ini tumben penuh banget ga kaya biasanya."

Pengantar





Cerita ini dibuat karena saya suka menulis. Memang sebenarnya tidak terlalu besar kesukaan saya terhadap menulis, tetapi setidaknya saya senang mengarang cerita. Mengarang dan menulis adalah sesuatu yang luar biasa. Memenuhi keinginan pikiran saya yang penuh imajinasi, menuangkan semua hal yang saya rasakan, dan juga mencapai suatu kemungkinan, yang di kehidupan nyata, tidak akan pernah terjadi.


Last Night in June sendiri ditulis berdasarkan cerita kehidupan yang membayang di kepala saya. Kehidupan percintaan insan manusia yang terus berjalan di pikiran dan sebenarnya belum tentu terjadi pada kehidupan nyata yang saya alami. Karena itu pun saya ingin menuangkan semua yang ada, menggambarkan semua yang berlanjut dalam pikiran saya. Dan saya pun sebenarnya tak ingin menyimpannya sendiri :)